BANYUWANGI – “Pelanggan senang, hatipun riang”. Itulah salah satu motto kerja yang dimiliki oleh salah satu wanita karir berikut ini. Berawal dari hidup di Malang saat itu selama 9 tahun, ia pernah terjun bekerja sebagai Food Photography dan Social Media Management selama 4 tahun di sana. Akan tetapi, sejak munculnya Pandemi Covid-19, ia terpaksa harus kembali ke kota asalnya dan fokus melanjutkan profesi tersebut seorang diri.
Wanita ini bernama Andrea Tya (28). Ia tinggal di Jl. Ikan Tongkol, Kecamatan Kertosari, Banyuwangi, Jawa Timur. Ia merupakan lulusan dari Fakultas Teknologi Pendidikan Univ. Negeri Malang.
Sebelum sukses mengembangkan bisnisnya, Andrea mengawali kariernya dari hobi yang disenangi, yakni fotografi sejak SMA. Saat memasuki masa kuliah, Andrea semakin mengasah skill otodidaknya tersebut. Andrea mencoba menyelami berbagai jenis fotografi, mulai dari landscape photography, potrait photography, fashion photography, dsb. Hingga akhirnya ia memfokuskan minatnya pada Food Photography.
Pasalnya, selain tertarik mengambil gambar tentang makanan, ia juga suka mengeksplor beragam rasa dari kuliner-kuliner di sekitarnya.
“Awalnya nongkrong bersama teman satu komunitas fotografer. Di situ, saya selalu membawa kamera. Jadi, setiap makanan yang datang langsung difoto. Dengan begitu, saya akhirnya belajar ngefoto makanan secara otodidak. Disamping itu, saya juga membaca buku mengenai Food Photography. Akhirnya, saya membentuk sebuah tim kerja khusus fotografi makanan di Malang,” tutur Andrea.
Kini, dirinya sudah menjalani profesinya tanpa tim. Ia lah yang mengelola akun Instagram Hobimakan.banyuwangi yang sangat terkenal.
Baginya, pekerjaan saat ini tak membuatnya menjadi suatu kewajiban yang melelahkan.
Pasalnya, profesi tersebut dilandasi dari hobinya sendiri, yakni kuliner sambil berfoto sehingga tak kaget jika ia menjadi Food Photography handal yang memiliki banyak klien. Ia diminta menjadi agensi pengelola akun sosial media di beberapa tempat makan terkemuka di Malang dan Banyuwangi hingga detik ini.
“Jadi, salah satu cara membuat orang penasaran, tergiur, hingga tertarik untuk membeli suatu produk, sebuah café atau resto minimal harus memiliki akun sosial media. Salah satunya seperti IG sebagai media promosi. Bentuk promosi yang kami lakukan berupa pemotretan gambar pada menu yang ada, kemudian dicicipi dan dilakukan penilaian sesuai standar yang dimiliki oleh tim melalui caption, setelah itu barulah diunggah,” tutur Andrea.
Ia menambahkan, bahwa semakin menarik visual sebuah makanan, maka semakin banyak pula orang yang ngiler ingin mencobanya. Inilah tugas dari seorang Food Photography yang membantu memberikan jasa promosi melalui hasil potretan gambar.
Tak hanya sebagai fotografi makanan saja, namun Andrea juga menawarkan jasa sebagai media buzzer, media partner, jasa paid promote bagi pebisnis kuliner, hingga social media management.
Berdasarkan cerita Andrea, tentunya dapat dijadikan inspirasi untuk kaum milenial. Kini semua profesi bisa dilakukan tanpa melihat latar belakang pendidikan yang ditempuh. Bahkan, memiliki hobi pun juga mampu menjadi pekerjaan yang menyenangkan hingga meraup keuntungan yang besar.
“Lakukan apa yang kamu suka dan mampu. Jalani saja dengan enjoy karena nanti kalian pasti akan merasakan sendiri prosesnya yang mengantarkan kemana arah sukses kalian masing-masing,” tambah Andrea. Rabu, (16/06/21)
(AnnisaRahmawati)