Konsumsi jamu di tengah pandemi Covid-19 memang menjadi opsi yang tepat untuk menjaga imunitas tubuh. Pasalnya, tubuh tak hanya membutuhkan obat berbahan dasar kimia saja. Akan tetapi dengan bahan herbal pun tubuh juga akan lebih terjaga secara alami.
Seperti salah satu rumah jamu tradisional warisan nenek moyang asli indonesia ini yang dibuatnya berasal dari bahan empon-empon bebas kimia. Minuman legendaris yang satu ini laris dibeli pembeli pasalnya dipercaya mampu meningkatkan imunitas tubuh. Berkat itulah salah satu industri jamu rumahan asal Banyuwangi kebanjiran pesanan di tengah pandemi saat ini.
Setiap pagi industri pembuatan jamu tradisional milik Nenek Asiyatun, warga asal Dusun Curah Pecah, Desa Purwoharjo, Kec Purwoharjo sudah mempersiapkan bahan empon-empon untuk membuat jamu. Mulai dari jahe, kunyit, kencur, hingga temulawak dipilih dengan kualitas yang baik sebelum masuk ke tahap penghalusan.
Masih dengan cara yang tradisional, semua bahan herbal tersebut diperas dengan kain dan disatukan untuk diambil sari patinya, hingga jamu direbus dan dimasukkan ke botol kemasan tanggung. Olahannya pun bervariasi mulai dari jamu temulawak, beras kencur, kunir asem, dan jamu pencegah corona yakni varian baru yang dikembangkan olehnya.
Ratusan jamu berbagai varian dihasilkan setiap harinya dan selalu habis diserbu pembeli. Bahannya yang herbal serta dipercaya dapat menguatkan imun tubuh membuat jamu olahannya selalu laris. Bahkan di tengah pandemi, omzetnya naik hingga 2 kali lipat. Tak heran jika saat ini dirinya mampu meraup untung hingga puluhan juta rupiah.
Resep yang sudah diturunkan hingga 3 generasi sengaja dipertahankan oleh Nenek Asiyatun. Dengan sentuhan tambahan penguat rasa dari jamu miliknya, beliau juga menyebutkan akses kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, membuat usaha miliknya selalu siap memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat terlebih di musim pandemi kali ini.
“Jamu-jamu ini resepnya sudah turun-temurun dan jamu ini sudah berjalan selama 60 tahun yang asli dari Solo. Saat ini jamu-jamu saya proses menjadi jamu tradisional dalam kemasan. Alhamdulillah sudah banyak pelanggan yang datang jadi untuk bahan baku datang sendiri dari kota-kota yang menghasilkan rempah-rempah jamu,” jelas Nenek Asiyatun.
Dirinya juga menambahkan untuk kedepannya, ekspansi pasar mulai dicoba dengan memberikan sentuhan modern pada kemasan untuk menyasar pasar milenial. Dengan begitu, budaya meminum jamu akan menjadi kebiasaan terutama pada generasi muda. Minggu, (15/8/21).